Jumat, 05 Februari 2010

Perjuangan Politik Buah Durian



Gambaran situasi politik Dayak ibarat buah durian yang didalamnya terdapat "sirak" (dalam bahasa Dayak Simpang yang artinya; pemisah kelompok biji durian satu dengan yang lainnya). Secara etnis dan identitas, orang Dayak bersatu, namun didalamnya terdapat kelompok-kelompok kecil yang masing-masing berjuang untuk dirinya sendiri dan merasa bisa menang.
Alhasil, di beberapa daerah kabupaten yang semestinya tokoh Dayak bisa meraih kemenangan ternyata hasilnya terbalik. Perpecahan di kalangan Dayak sendiri membuat visi, misi dan perjuangan identitas menjadi bias, Dayak terkotak oleh sirak-sirak yang terbalut dalam kulit buah durian. Di luar tampak keras, berduri dan menyatu namun didalamnya merupakan biji-bijian yang mudah dipisahkan.
Keberadaan kelompok-kelompok kecil berdasarkan kecamatan, aliran sungai, bahasa daerah dan kekerabatan juga masih menjadi batu sandungan yang membuat kebijakan politik dikalangan elit Dayak terpecah. Entah kapan hal ini akan berakhir. Apakah harapan ingin menjadi pemimpin nomor satu mampu mengubah cara dan strategi politik orang Dayak? Biarlah para pembaca dan pemikir yang mencari jawabannya.

Seyogyanyalah kita belajar dari kekalahan masa lalu dan membuat sebuah strategi politik yang lebih jitu. Seyogyanya kita tidak terpecah oleh sirak-sirak yang bernama sub suku, kecamatan, aliran sungai, bahasa daerah dan lain sebagainya. Akan lebih bijak jika kita mengusung perjuangan atas nama Dayak secara umum dan merangkul setiap elit politik Dayak untuk bersatu dalam sebuah strategi politik yang rapi, bersih, terpuji dan elegan.

Tains& Lakon;
untuk buku -DAYAK MENGGUGAT-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar